Sabtu, 06 Agustus 2011
Pilih OVERSIZE atau Ganti LINER?
yang ada didalem silinder tuh ini..
kalo liner... yang ini nih... punyanya Mitsubishi 4D55
Ini nih yang namanya Piston dan setangnya (con-rod)
Silinder, adalah salah satu bagian mesin yang bergesekan, maka tidak jarang ada goresan, atau aus. Nah, ada dua cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini.
1. Oversize
2. Ganti Liner
Oversize awal biasanya 0.25mm. dan seterusnya kelipatan 0.25mm
Mana yang terbaik???
Yuk kita telusuri...
ada yang bilang oversize lebih murah karena cukup dengan mengganti ring piston. Bener nggak sih???
Bila dihitung dengan cermat, ganti liner lebih menguntungkan secara jangka panjang.
Ganti Liner:
1. Tidak harus turun mesin, hanya melakukan Top Overhaul.
2. Lebih cepat. Waktu penggantian liner tidak sampai 1 hari, ditambah waktu bongkar dan antrian di bengkel ya.. anggap lah 2 hari.
3. kalau yang rusak hanya 1 silinder, maka penggantian hanya pada bagian yang rusak saja, tidak perlu ganti semuanya walaupun lebih baik ganti semuanya.
4. Kualitas dan ukuran liner kembali ke ukuran standard, tidak ada perubahan karakteristik mesin.
5. Kalau piston masih bagus, tidak perlu diganti.
6. Ongkos bengkel plus komponen sekitar Rp5juta. (tergantung merek dan tipe mesin)
7. Mesin tetap mendapat perlindungan yang baik.
8. Bisa dikerjakan ditempat (bengkel resmi)
OVERSIZE:
1. Harus turun mesin.
2. Perkiraan waktu sekitar 5 - 7 hari. Untuk kendaraan niaga, semakin lama mandek, maka semakin banyak kesempatan mendapat penghasilan yang hilang.
3. Harus dibubut pada semua silinder.
4. kapasitas mesin bertambah, identik dengan semakin boros solar.
5. Walau piston masih bagus, harus diganti karena diameter boring lebih besar.
6. Harus dibawa ke bengkel bubut.
7. Biaya turun mesin sekitar Rp 2juta. Bubut sekitar Rp800ribu., komponen (piston, ring, gasket) sekitar Rp 3juta. Totalnya... Rp 5.8juta (tergantung merek dan tipe).
8. Mesin cepat panas karena dinding silinder menjadi lebih tipis.
Dengan mengganti liner, waktu lebih singkat maka kendaraan bisa lebih cepat bisa dikaryakan kembali.
Dari segi daya tahan, ganti liner lebih tahan lama karena celah silinder dengan piston kembali ke kondisi standard.
Ada pendapat oversize lebih murah karena tidak perlu mengganti piston, hanya perlu ganti ring. Wah.. SESAT.. SESAT..
Bukan Smart Solution tapi Sesat Solution... hahahaha....
karena Anda akan terus dihantui oleh mesin yang merong-rong.
oh.. ttiiiidddaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.....
Kalau oversize hanya ganti ring saja, maka celah silinder dengan piston bertambah besar, maka jangan heran kalau mesin bunyi kasar karena adanya Piston Slap. lalu, potensi kompresi bocor juga semakin tinggi.
Liner yang tipis karena dioversize, daya tahannya akan berkurang.
Semoga bermanfaat...
Selasa, 26 Juli 2011
SATRIO PININGIT...
Inilah 7 Satrio Piningit Dipaparkan ada tujuh satrio piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang dikemudian hari akan memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit. Berkenaan dengan itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba ...menafsirkan ke-tujuh Satrio Piningit itu adalah sebagai berikut : 1. Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan kemudian akan menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin Rezim Orde Lama. Berkuasa tahun 1945-1967. 2. Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan / kesalahan (Kesandung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998. 3. Satrio Jinumput Sumela Atur Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999. 4. Satrio Lelono Tapa Ngrame Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia (Lelono) akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000. 5. Satrio Piningit Hamong Tuwuh Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004. 6. Satrio Boyong Pambukaning Gapuro Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong / dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Banyak pihak yang menyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit. Atau setidaknya dengan seorang spiritualis sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. 7. Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Tuhan (Sinisihan Wahyu). Dengan selalu bersandar hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Insya Allah, bangsa ini akan mencapai zaman keemasan yang sejati.
Mackie VR1604 tone control
"Pokoknya ora ngowos lan ora bengung ( pokoknya tidak berdesis dan tidak berdengung )"
"Oke Boss. Minta berapa channel?"
"Sebenarnya sih buat Jaranan ( Kesenian Kuda Lumping ).tapi kayaknya aku mau bikin orkesan..."
"owh...gimana kalau 24 channel.Harganya sekian ribu.."
"Wah...dananya gak kuat.18 channel aja mas..."
Akhirnya tak carikan skema yang cocok buat pak X.
Aku nemu Mackie, Samick, Peavey dll. Tapi kuputuskan bikin buatan Mackie saja.
Gampang.
Nih gua bagi skemanya.Tone Kontrolnya aja ya...^_^
Jumat, 22 Juli 2011
Bus MAUT....???
Ya, bis maut ini adalah pilihan favorit banyak orang. Alasannya adalah ekonomis dan cepat sampai tujuan. Meskipun miris juga kalau sedang ngebut di jalan. Apalagi kalau ketemu Sumber Kencono lainnya. Atau bus cepat lainnya macam MIRA atau EKA..Saya pernah iseng-iseng googling dengan keyword "kecelakaan sumber kencono", hasilnya banyak yang merupakan berita-berita kecelakaan parah. Website yang memuat juga beragam, mulai dari detik, kompas, okezone dan situs berita lainnya.
Sempat juga saya buka satu persatu dan saya resume (sempat-sempatnya ya...) hasilnya, setiap bulan dalam tahun 2007 sampai 2008 minimal terjadi satu kali kecelakaan. Bahkan ada yang empat kali kecelakaan dalam satu bulan. Hmm... Ngeri juga nih... Padahal yang tidak terekspose juga pasti ada...Btw, bukan menakut-nakuti, tapi itulah fakta. Dan sampai sekarang, bukannya dibubarkan tapi malah makin banyak bis dengan warna perak dan biru ini. Mati satu tumbuh seribu kali ya...So, berhati-hatilah kita, jangan sampai kita jadi bagian dalam berita-berita tidak mengenakkan tersebut. Tidak hanya yang menumpang bus, tapi juga pengguna jalan. Kadang kita sudah hati-hati orang lain yang tidak waspada.
Menghitung Konsumsi Daya Penguat Kelas B/AB
Sebagai awalan dari tulisan ini saya akan membahas bagaimana cara menghitung tegangan ripple atau singkatnya kemudian akan saya tulis sebagai Vr. Untuk memahami tujuan dari tulisan ini cobalah anda lihat Gambar 1 di bawah, yaitu sebuah gambar rangkain penyearah gelombang penuh yang mendrive sebuah beban resistor R.
Rangkaian penyearah gelombang penuh mendrive beban R dengan kapasitor C
Bentuk gelombang listrik fungsi waktu dari sebuah penyearah gelombang penuh dengan beban RL
Pola tegangan listrik seperti pada gambar 2 di atas tentunya hanya bisa dilihat dengan osiloskop, dan jika menggunakan multimeter yang akan terukur adalah Vdcmin.
Tegangan ripple dapat diperoleh dengan menggunakan formula sbb :
Vr = 0.5 x I x T / C.............................................Persamaan 1
Vr = tegangan ripple dalam volt
I = arus dalam ampere
T = periode dalam detik, untuk Indonesia dengan F_PLN = 50Hz, maka T = 20 mS/0.02 S
C = nilai kapasitor penyearah dalam farad
Untuk memahami pemakaian formula tsb, kita akan coba membahas sebuah contoh berikut
Sebuah rangkaian catu daya memiliki, tegangan sekunder trafo Vac =15V, menyerahkan tegangan dengan diode bridge dan kapasitor
C= 1000uF, diberi beban RL = 1 kohm
Berapakah nilai tegangan keluaran yang terukur Vdcmin dan juga tegangan ripplenya Vr
Tegangan dari trafo akan dikonversikan oleh diode bridge dan juga kapasitor menjadi tegangan searah dengan nilai
Vdcmax = Vac x 1.4142 - 1.2V (----> 1.2V adalah tegangan drop pada diode bridge)
= 15 x 1.4142 - 1.2
= 20.013 volt
Tegangan ini akan mengalirkan arus IL sebesar : IL = Vdcmax / RL
= 20.013V / 1kohm
= 20.013 mA
Nilai tegangan ripple Vr = (0.5 x IL x T)/ C
= (0.5 x 0.021213A x 0.02 )/ 0.001 F
= 0.213 V
Nilai Vdc min = Vdcmax - Vr
= 20.013 V - 0.2013 V
= 19.8117 V
Dalam aplikasi yang sesungguhnya nilai yang akan didapat bisa jadi akan lebih kecil dari hasil perhitungan tsb, karena perhitungan tsb dilakukan dengan menganggap bahwa trafo yang digunakan adalah ideal dengan load regulation = 0%
Jika ada memesan trafo dari saya, anda tidak perlu lagi memperhitungkan load regulation karena trafo saya sudah dibuat dengan memperhitungkan drop tegangan ketika bekerja pada beban penuh.
Sekarang kita akan masuk ke dalam topik utama kita yaitu menghitung konsumsi daya penguat Kelas B dengan output transistor komplementer ataupun Quasy Complementer seperti pada IC LM3886 dan keluarganya, dan metoda yang saya uraikan pada tulisan ini tentunya juga bisa digunakan sebagai pendekatan untuk mengkalkulasi konsumsi daya penguat B atau AB.
Dalam sebuah penguat Kelas B Komplementer, ketika tidak ada sinyal yang masuk pada input amplifier maka tegangan keluaran pada output akan berada pada nilai nol terhadap ground. Ketika amplifier ini diberi sinyal maka tegangan output akan bergerak naik menuju Vpos, nilai maksimum atau Vpeak nya adalah pada suatu nilai tertentu yang mendekati Vpos, selanjutnya setelah mencapai Vpeak(+) maka sinyal akan turun mendekati tegangan negatif Vneg sampai pada sebuah nilai yang kita sebut Vpeak(-).
Begitulah seterusnya hal ini akan terjadi. Untuk membantu memahami penjelasan ini, anda bisa lihat gambar3 di bawah ini
Langkah2 yang harus dilakukan sebelum melakukan perhitungan daya adalah kita harus menentukan kondisi sbb :
1. Berapa watt daya yang diinginkan (Po)
2. Berapa ohm impedansi speaker yang akan terhubung pada penguat ini (RL)
3. Berapa besar Vsat, dengan melihat data sheet atau mengukur sendiri
4. Berapa besar Nilai kapasitor C pada power supply yang ingin digunakan
5. Berapa besar nilai arus bias.
Tentunya juga daya maksimum yang ingin dikeluarakan tidak boleh melebihi batas kemampuan dari amplfier yang bersangkutan, dalam kasus LM3886 daya keluaran maksimumnya adalah 68 watt pada impedansi speaker 4 ohm.
Langkah-langkah Perhitungan kebutuhan daya
Setelah kita menemukan daya keluaran yang diinginkan ( disebut Po) dan juga impedansi speaker (disebut RL), kita bisa menghitung daya keluaran RMS dari penguat dengan formula sbb
Vo_RMS = akar ( Po x RL)....................................Persamaan 2
2. Menghitung Vpeak
Setelah V_RMS didapat kita harus menghitung Vpeak dengan bantuan formula berikut :
Vpeak = Vo_RMS x 1.4142...................................Persamaan 3
3. Menghitung Arus Beban IL
Untuk menghituang arus beban IL bisa kita gunakan formula pada persamaan 4 berikut ini :
IL = akar (Po / RL)..................................................Persamaan 4
Arus IL ini adalah arus yang harus disediakan oleh trafo daya, jika penguat anda bekerja dalam Kelas AB maka nilai IL ini harus ditambah dengan arus bias pada operasi Kelas AB yang bersangkutan.
Vr bisa kita kalkulasi dengan menggunakan persamaan 1 dengan memakai nilai arus beban yang kita dapat dari langkah 3 di atas dan
dengan nilai kapasitor C yang sudah kita tentukan sebelumnya
Formulanya adalah sbb : Vr = (0.5 x IL x 0.02) /(C)
Dimana IL dalam ampere dan C dalam mikrofarad
5. Menghitung tegangan power supply yang diperlukan
Besarnya tegangan power supply yang diperlukan adalah penjumlahan dari Vpeak, Vsat dan Vr ditambah dengan nilai tegangan 1.2V sebagai tegangan drop di penyearah gelombang penuh.
Vsupply = Vpeak + Vsat + Vripple + 1.2V......................Persamaan 6
6. Menghitung Tegangan Trafo yang diperlukan
Tegangan Trafo yang diperlukan adalah Vsupply dibagi dengan 1.4142, dengan rumus dapat ditulis sbb :
Vac1 = Vac2 = Vsupply / 1.4142...................................Persamaan 7
Setelah melewati 6 langkah di atas maka anda sudah bisa mengetahui kapasitas trafo yang anda perlukan yaitu sebuah trafo dengan sekunder Vac-0-Vac dengan rating arus sama dengan IL.
Jika anda ingin menggunakan Speaker Protector atau preamp dalam satu casing dengan amplifier ini anda harus menambahkan gulungan sekunder lain untuk keperluan ini
Berikut saya akan memberikan sebuah contoh aplikasi untuk agar anda bisa memahami lebih jelas pemakaian metode perhitungan yang telah saya uraikan di atas.
Seorang Gain Cloner hendak membuat power amplifier menggunakan LM3886, daya keluaran yang diinginkan adalah 50 watt dengan speaker berimpedansi 8 ohm, elco catu daya yang ingin digunakan adalah 10000uF, dan tegangan saturasi Vsat adalah 3V.
Berapakah rating trafo yang harus disediakan
* Langkah 1 , Menghitung tegangan keluaran RMS
Vo_RMS = akar(Po x RL)
= akar(50watt x 8 ohm)
= 20 Vrms
* Langkah 2, Menghitung Vo_peak
Vo_peak = VoRMS x 1.4142
= 20 Vrms x 1.4142
= 28.284 Vpeak
* Langkah 3, Menghitung Arus beban IL
IL = akar (Po / RL)
= akar (50watt/8ohm)
= 2.5 A
Berdasarkan informasi di data sheet LM3886, arus bias nya (Total Quiescent Power Supply Current) adalah 85 mA
Sehingga arus yang harus disediakan oleh trafo adalah 2.5A + 85mA = 2.585 A
* Langkah 4, Menghitung Tegangan ripple
Vr = (0.5 xILx 0.02)/(C)
= (0.5 x IL x 0.02)/( 0.01) ------> 10000uF = 0.01 F
= 2.585V
* Langkah 5, Menghitung Tegangan power supply yang diperlukan
Vsupply = Vpeak + Vsat + Vripple + 1.2V
= 28.284V + 3V + 2.585V + 1.2V
= 35.069 V
* Langkah 6, Menghitung tegangan trafo yang diperlukan
Vac1 = Vac2 = Vsupply/1.4142
= 35.069/1.4142
= 24.8V
Dari perhitungan di atas maka trafo yang diperlukan adalah trafo dengan sekunder 24.8V-0-24.8V dengan rating arus 2.585A
Seperti pada gambar 4 di bawah ini
Dalam menyediakan trafo tentunya ada tidak perlu memesan dengan trafo dengan nilai persis seperti di atas tapi bisa dilakukan pendekatan sehingga trafo yang disediakan bisa menjadi 25V-0-25V, 2.6A.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa hasil perhitungan ini adalah untuk satu kanal amplifier atau mono, jika penguat yang hendak anda buat adalah stereo tentunya anda harus menyediakan trafo yang rating arusnya adalah dua kali hasil perhitungan di atas namun dengan tegangan yang sama, atau bisa juga menyediakan dua buah trafo terpisah untuk masing2 kanal.
Semoga tulisan ini bisa membantu anda untuk menghitung dengan cepat dan akurat akan kebutuhan daya sebuah penguat Kelas B/AB sehingga bisa menentukan trafo yang cocok dengan kebutuhan anda. trims salam ashelolle... heheheh
Kamis, 21 Juli 2011
Pengertian, Definisi dan Rumus BEP / Break Even Point - Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
Rumus Analisis Break Even :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Keterangan :
- Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi.
- Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi.
Contoh :
Misalnya ada perusahaan konveksi kaos kaki murah yang harga satu buah kaos kaki adalah Rp. 10.000 dengan biaya variabel sebesar Rp. 5.000 per kaos kaki dan biaya tatap sebesar Rp. 10.000.000
BEP = 10.000.000 / (10.000 - 5.000)
BEP = 20.000
Jadi diperlukan memproduksi 20.000 kaos kaki untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan alias profit nol.
disandur dari
http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_rumus_bep_break_even_point_ilmu_ekonomi_studi_pembangunan
Ternyata diam-diam di Fakultas TEKNIK UNEJ Banyak FOTO MODEL ???
Nah piye (gmana) mas broww??? sippp tohh?? hehehehehh so jangan negative thinking browh, tetep positive thinking aja yach??!!! ......... thanks to, Jesika, Riska, Avrina, Tery, Sela, Ogta, Bunga...... Oh iya lupa, nieh tak kasih bonus foto super hero UNEJ